Jumat, 05 Januari 2024

AWAL PERTAMA TINGGAL DI TULUNGAGUNG DAN SERUNYA BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL TAMANAN TULUNGAGUNG

Saya dan Zidan (anak saya) di Alun-Alun Tulungagung saat masih seminggu tinggal di Tulungagung, dan Zidan masih berumur 1 tahun

Sudah menjelang sepuluh tahun saya tinggal di Kabupaten Tulungagung. Sebelumnya, saya tidak pernah mengira jika akan tinggal di Kabupaten ini. Bahkan, 10 tahun yang lalu, saya tidak tahu jika ternyata Kabupaten Tulungagung adalah masih wilayah Provinsi Jawa Timur. Saat itu, saya mengira Tulungagung adalah wilayah Provinsi Jawa Tengah. Nampaknya, wawasan geografinya saya perlu ditingkatkan lagi. Maklum, dulu jarang sekali mengeksplor wilayah Jawa Timur bagian selatan.

Awalnya, setelah lulus S2 tahun 2011, saya mengajar sebagai Dosen Luar Biasa (DLB) di Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Ampel Surabaya. Hingga pada tahun 2013, ada informasi penerimaan CPNS Dosen di beberapa PTKIN. Sayangnya, formasi saya tidak ada di UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Pasalnya, saat itu UINSA membutuhkan banyak dosen SAINTEK dan Kesehatan. Formasi Dosen yang sesuai dengan keilmuan saya hanya ada di Tulungagung dan di salah satu PTKIN wilayah Sumatera.

Pada akhirnya, saya meminta izin ke Kajur untuk mendaftar di UIN SATU Tulungagung (saat itu masih bernama STAIN Tulungagung). Saat itu, beliau menyampaikan, kenapa tidak menunggu tahun depan saja, sepertinya akan ada formasi untuk saya. Namun, saya menyampaikan bahwa saya ingin mencoba dulu di STAIN Tulungagung. Eh, ternyata di luar dugaan, saya lulus tes CPNS di STAIN Tulungagung setelah melewati beberapa tahap ujian hingga akhirnya menyisakan 3 orang dari sekian banyak orang yang memperebutkan formasi dosen Filsafat di STAIN Tulungagung kala itu.

Sumber: https://jatim.kemenag.go.id/file/file/pengumumancpnstahun2013/gsur1388466418.pdf

Pemberkasan CPNS saat itu begitu luar biasa, karena dilakukan menjelang malam tahun baru. Implikasinya, urusan administrasi menjadi agak terhambat. Seperti saat mencari Surat Keterangan Kelakuan Baik di kantor kepolisian, di mana petugasnya banyak yang bertugas di luar untuk operasi menjelang tahun baru. Belum lagi harus legalisir ijazah dari Kepala Madrasah/Sekolah dan Kemenag serta Dinas Pendidikan mulai dari SD hingga S2. Jadi, harus riwa-riwi ke sekolah MI & SMP di Sidoarjo, Kemenag Sidoarjo dan Dinas Pendidikan Sidoarjo, SMA di Surabaya dan Dinas Pendidikan Kota Surabaya, legalisir ijazah S1 di Kampus Utama UINSA, dan Ijazah S2 di Pascasarjana UINSA yang saat itu lokasinya berada di GreenSA Juanda Surabaya. Tak lupa, juga mengurus surat keterangan sehat jasmani & rohani, serta surat keterangan bebas narkoba.

Saya masih sangat ingat betapa perjuangan pemberkasan saat itu membutuhkan energi yang begitu besar karena harus ke sana ke mari dan dikejar deadline yang hanya beberapa hari saja. Belum lagi jalanan begitu ramai karena tahun baru. Hingga akhirnya, pemberkasan berhasil saya dan kawan-kawan seangkatan rampungkan tepat saat Isya' di tanggal 31 Desember 2013. Begitu saya pulang ke Sidoarjo, langsung disambut dengan suara mercon dan kembang api di langit. Pertanda bahwa saya tiba di rumah tepat pergantian tahun 2013 ke 2014.

Saya mulai tinggal di Tulungagung tahun 2014. Awalnya, saya belum bisa beradaptasi dengan suasana Tulungagung. Apalagi saya belum tahu beberapa tempat tertentu di Tulungagung. Suasana yang begitu ramai hingga tengah malam saat saya tinggal di Sidoarjo (Perbatasan Surabaya Barat), tidak saya temukan di Tulungagung. 10 tahun yang lalu, wilayah Plosokandang Tulungagung tidak seramai saat ini, seiring dengan alih status STAIN menjadi IAIN dan UIN serta bertambahnya jumlah mahasiswa dari yang saat itu masih kurang lebih 3.000 an, hingga saat ini sudah lebih dari 26.000 mahasiswa. Jumlah mahasiswa UIN SATU saat ini terbanyak untuk tingkat PTKIN di Jawa Timur.

Awal mengajar 2014, hampir semua mahasiswa yang saya ajar, saya mengenal namanya. Sekarang, karena saking banyaknya, hanya beberapa nama saja yang saya hafal, yakni PJ kelas, Ketua Kelas, dan mahsiswa yang aktif di kelas saja. Suasana kekeluargaan dan keramahan saya temukan di kampus ini. Karena beberapa dosen adalah orang-orang sekitar Tulungagung, Kediri, Blitar, Trenggalek, Nganjuk, dan juga wilayah Jawa Tengah, membuat saya merasa kagok dalam berbicara. Pasalnya, bahasa Jawa Krama saya tidak seberapa bagus. Sementara orang-orang di sini bahasa Jawanya halus sekali. Saya merasa seperti flash back ujian Bahasa Jawa saat masih MI & SMP dulu, di mana saya sangat tidak menguasai krama inggil.

Seiring dengan waktu, Tulungagung mulai banyak pembangunan. Tidak hanya UIN saja yang membangun, namun Pemerintah Daerah Tulungagung juga membangun infrastruktur. Potensi wisata wilayah Tulungagung bagian selatan mulai dikembangkan dengan hadirnya Jalur Lintas Selatan (JLS) Tulungagung yang menghubungkan Tulungagung dengan Trenggalek dan Pacitan, serta Blitar dan Malang ke depan. JLS ini nampak mempesona, pasalnya deretan pantai yang sangat indah ada di wilayah ini. Mulai dari Pantai Gemah, Klathak, Sidem, Popoh, Midodaren, Pacar, Sanggar, Dlodo, Patuk Gebang, Kedung Tumpang, dan lain-lain.

Tidak hanya sektor wisata, sektor perekonomian juga diperhatikan dengan melakukan pembangunan dan renovasi pasar-pasar rakyat. Nah, berbicara tentang pasar, saya senang sekali tatkala jalan-jalan ke pasar-pasar di daerah Tulungagung. Pasalnya, pasar ini didominasi oleh warga lokal, tidak seperti pasar di Sidoarjo dan Surabaya yang lebih didominasi orang-orang Madura. Sehingga, proses transaksi jual beli begitu sangat menyenangkan, karena para pedagang sangat ramah, bahasanya santun, dan murah senyum.

Selain itu, pasar-pasar di sini juga bersih dan rapi. Jarang sekali ditemui pasar yang sampahnya menggunung atau berserakan di mana-mana sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Kaitannya dengan kerapihan dan kebersihan, Pemkab dan orang-orang Tulungagung saya acungi jempol. Bahkan, tata ruang di Kabupaten Tulungagung, baik yang di wilayah tengah kota, hingga di desa-desa, nampak rapi dan bersih.

Pasar Rakyat Tamanan Tulungagung

Nah, salah satu Pasar yang menjadi destinasi belanja saya hari ini adalah Pasar Rakyat Tamanan-Tulungagung. Pasar Tamanan adalah jantung kota yang berdenyut dengan kehidupan sehari-hari dan kegiatan perdagangan yang ramai. Terletak di pusat kota Tulungagung, pasar ini mudah dijangkau dan menjadi salah satu destinasi utama bagi warga lokal dan wisatawan yang ingin merasakan atmosfer pasar tradisional yang khas.

Ketika para pengunjung memasuki Pasar Tamanan, pengunjung akan langsung disambut oleh keramaian dan warna-warni aktivitas pasar. Bangunan-bangunan klasik dan arsitektur tradisional di sekitar pasar menambah daya tarik pasar ini. Suara pedagang yang berteriak, bau rempah-rempah, dan warna-warni payung di atas setiap gerai menciptakan atmosfer yang penuh dengan keramahan dan aktivitas ekonomi yang sangat dinamis.

Suasana jual beli di Pasar Tamanan Tulungagung

Pasar Tamanan memiliki denah yang teratur dengan lorong-lorong yang saling terhubung, hal ini memudahkan pengunjung untuk menjelajah setiap sudut pasar. Setiap lorong memiliki tema khusus, mulai dari buah-buahan dan sayuran hingga pakaian dan kerajinan tangan. Denah yang teratur ini membantu pengunjung untuk menemukan produk yang mereka cari tanpa kesulitan.

Gerai dan kios di Pasar Tamanan dipenuhi dengan produk-produk yang beragam. Payung-payung yang berwarna-warni dan kain penutup meja yang indah menambah keceriaan visual pasar. Setiap gerai dikelola oleh pedagang yang ramah dan bersahabat, siap memberikan informasi dan membantu pengunjung menemukan barang yang diinginkan.

Pasar Tamanan Tulungagung adalah sebuah tempat yang kaya akan warna dan kehidupan. Pasar ini menawarkan beragam produk yang mencerminkan kekayaan budaya dan kearifan lokal. Ketika pengunjung melangkah masuk ke lorong-lorong pasar yang ramai, pengunjung akan disuguhi oleh berbagai pilihan barang dan produk yang menarik hati. Berikut adalah narasi mengenai apa saja yang dapat pengunjung temukan di Pasar Tamanan Tulungagung

1. Hasil Pertanian Segar

a. Buah-buahan Lokal

Pasar ini menjadi tempat bagi para petani lokal untuk menawarkan hasil bumi mereka. Dari mangga manis hingga rambutan lezat, setiap penjuru pasar dipenuhi dengan keharuman dan warna-warni buah-buahan segar.

Stand penjual sayur di Pasar Tamanan

b. Sayuran Organik

Lorong-lorong yang dikelilingi oleh tumpukan sayuran segar menjadi daya tarik tersendiri. Sayuran organik, seperti kangkung, bayam, dan tomat, menanti para pengunjung yang ingin membawa pulang kelezatan dan kesegaran alam.

2. Produk Lokal Khas Tulungagung

a. Kain Tenun dan Batik

Pasar Tamanan juga dikenal sebagai pusat kain tenun dan batik. Setiap gerai dipenuhi dengan kain-kain indah yang mencerminkan keahlian para pengrajin lokal. Motif tradisional yang khas Tulungagung memberikan sentuhan budaya yang kuat pada setiap karya.

b. Kerajinan Tangan Unik

Berbagai kerajinan tangan seperti tas anyaman, boneka tangan, dan aksesori unik juga dapat ditemukan di pasar ini. Setiap produk menggambarkan kecerdasan dan kreativitas para pengrajin lokal.

3. Kuliner Khas Tulungagung

a. Jajan Pasar Tradisional

Pasar Tamanan menyuguhkan berbagai jajan pasar tradisional yang lezat dan unik. Lemper, klepon, dan lupis adalah beberapa contoh jajanan khas Tulungagung yang dapat dinikmati para pengunjung.

Aneka jajanan tradisional yang dijual di Pasar Tamanan Tulungagung

b. Makanan Ringan Tradisional

Lorong-lorong di pasar ini dipenuhi dengan aroma makanan ringan tradisional yang menggoda selera. Mulai dari tempe mendoan hingga getuk, setiap sudut pasar menyajikan pilihan kuliner yang memuaskan.

4. Pakaian dan Aksesoris

a. Busana Tradisional

Pasar ini juga menjadi tempat yang ideal untuk mencari busana tradisional Jawa Timur. Mulai dari batik hingga kebaya, pengunjung dapat menemukan pilihan busana yang cantik dan berkualitas tinggi.

b. Aksesoris Unik

Gerai-gerai di Pasar Tamanan menawarkan beragam aksesoris seperti kalung, gelang, dan anting-anting dengan sentuhan lokal yang unik. Setiap aksesoris menceritakan cerita dan keindahan kultur Tulungagung.

Dengan keberagaman produk yang ditawarkan, Pasar Tamanan Tulungagung tidak hanya menjadi tempat untuk berbelanja, tetapi juga destinasi yang memperkaya pengalaman budaya dan kuliner bagi setiap pengunjungnya.

Bagian pasar yang khusus untuk kuliner menjadi pusat daya tarik tersendiri. Aroma masakan khas Tulungagung menguar di udara, mengundang pengunjung untuk mencicipi berbagai hidangan lezat. Warung-warung kecil dengan meja dan kursi sederhana menciptakan suasana yang hangat dan nyaman bagi para pelanggan.

Saya berada di stand-stand kuliner, tersedia Nasi Campur, Nasi Pecel, Mie Ayam, dan aneka masakan, jajanan serta minuman tradisional lainnya

Pasar Tamanan bukan hanya tempat untuk berbelanja, tetapi juga menjadi arena interaksi budaya yang akrab. Penduduk lokal yang ramah dan cerita-cerita tradisional yang mereka bagikan menciptakan pengalaman yang mendalam bagi para pengunjung yang ingin lebih memahami kehidupan sehari-hari masyarakat Tulungagung.

Pengelolaan Pasar Tamanan oleh Pemerintah Daerah Tulungagung mencerminkan komitmen untuk memajukan sektor perdagangan tradisional dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Berbagai kebijakan dan upaya dilakukan untuk meningkatkan kualitas pasar, memfasilitasi pedagang, dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Satu hal yang berbeda yang saya temui di Tulungagung adalah minimarket seperti Alfamart dan Indomart tidak buka 24 jam di Tulungagung. Kalau pagi pun bukanya biasanya antara jam 7-8 pagi. Ini menunjukkan keberpihakan kepada pedagang kecil.

Seiring dengan perkembangan zaman, modernisasi infrastruktur pasar perlu dilakukan. Renovasi dan perbaikan fisik dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, dan aman bagi pengunjung. Pembangunan kios-kios yang teratur, penyediaan fasilitas sanitasi yang memadai, dan perbaikan tata ruang pasar merupakan langkah-langkah konkrit yang bisa dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas pasar.

Pemerintah Daerah Tulungagung mulai nampak melakukan upaya untuk meningkatkan keamanan di Pasar Tamanan. Penegakan aturan, termasuk perizinan dan standar kesehatan diawasi secara ketat untuk memastikan bahwa semua pedagang beroperasi dengan mematuhi norma-norma yang berlaku. Keamanan pasar menjadi prioritas untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pengunjung.

Dengan serangkaian kebijakan dan upaya ini, Pemerintah Daerah Tulungagung berupaya menjadikan Pasar Tamanan sebagai pusat perdagangan yang dinamis, berdaya saing, dan memberikan kontribusi positif bagi ekonomi lokal serta kesejahteraan masyarakat.

Pengelolaan Pasar Tamanan di masa mendatang akan dihadapkan pada sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan keberlanjutan dan peningkatan kualitas pasar. Beberapa tantangan tersebut melibatkan aspek ekonomi, sosial, teknologi, dan lingkungan. Tantangan ini yang harus segera diantisipasi dan dicarikan solusi oleh Pemerintah Daerah.

Meningkatnya penetrasi e-commerce dan globalisasi dapat menjadi tantangan serius bagi pasar tradisional seperti Pasar Tamanan. Perubahan pola belanja masyarakat yang beralih ke belanja online dapat mengurangi jumlah pengunjung pasar fisik. Oleh karena itu, pengelola pasar perlu menghadapi tantangan ini dengan meningkatkan daya tarik dan layanan pasar tradisional agar tetap bersaing.

Perubahan gaya hidup masyarakat, terutama yang berkaitan dengan preferensi belanja dan pola konsumsi, dapat memengaruhi permintaan di pasar tradisional. Jika masyarakat lebih memilih belanja di pusat perbelanjaan modern atau pusat perbelanjaan online, Pasar Tamanan perlu beradaptasi dengan menyediakan produk-produk yang sesuai dengan perubahan preferensi konsumen.

Perkembangan teknologi yang cepat menuntut pengelola pasar untuk terus memperbarui sistem manajemen dan infrastruktur teknologi di pasar. Penggunaan sistem manajemen berbasis teknologi yang canggih dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional, pengelolaan stok, dan pelayanan kepada pelanggan.

Seiring dengan perkembangan zaman, maka tentu akan ada peningkatan biaya operasional, seperti pajak, sewa tempat, dan biaya utilitas. Hal ini dapat menjadi beban berat bagi pedagang di Pasar Tamanan. Pengelola pasar perlu mencari solusi untuk mengelola biaya operasional agar tetap terjangkau bagi pedagang, sambil tetap memastikan kualitas dan keberlanjutan pasar.

Pasar Tamanan perlu memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan. Pengelolaan limbah, efisiensi energi, dan penggunaan bahan ramah lingkungan dapat menjadi perhatian utama untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pasar dan dampak lingkungan yang mungkin terjadi.

Dengan kesadaran akan tantangan-tantangan ini, pengelola Pasar Tamanan dapat merancang strategi yang sesuai untuk menjawab perubahan dinamika pasar dan memastikan keberlanjutan serta relevansi pasar tradisional di tengah perubahan zaman. (Laila)

AWAL PERTAMA TINGGAL DI TULUNGAGUNG DAN SERUNYA BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL TAMANAN TULUNGAGUNG

Saya dan Zidan (anak saya) di Alun-Alun Tulungagung saat masih seminggu tinggal di Tulungagung,   dan Zidan masih berumur 1 tahun Sudah menj...