Jumat, 29 Desember 2023

PASAR APUNG LOK BAINTAN: EKSOTISME BUDAYA DAN PERAN PEREKONOMIAN PEREMPUAN DI PINGGIRAN SUNGAI TABUK BANJAR

Pasar Apung Lok Baintan Banjar

Eksotisme Budaya Pasar Apung Lok Baintan

Indonesia memiliki kekayaan budaya dan alam yang luar biasa, dan salah satu destinasi yang menggabungkan keduanya adalah Pasar Apung Lok Baintan di pinggiran Sungai Tabuk, Banjar. Saya mengunjungi Pasar ini tanggal 16 Desember 2023 kemarin. Pasar ini bukan hanya sekadar tempat berbelanja, tetapi juga menyuguhkan eksotisme budaya dan menjadi panggung bagi peran ekonomi perempuan yang menonjol. Pasar Apung Lok Baintan terletak di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Indonesia. Pasar ini memiliki sejarah panjang yang mencerminkan kehidupan masyarakat setempat. Dikatakan bahwa pasar ini telah ada sejak abad ke-17 M, dan menjadi pusat perdagangan antara suku Banjar dan suku Dayak. Bangunan-bangunan tradisional mengambang di atas sungai. Hal ini memberikan pemandangan unik dan menarik bagi para pengunjung.

Keunikan Pasar Apung Lok Baintan terletak pada arsitektur bangunan-bangunan kayu yang mengapung di atas sungai. Setiap bangunan memiliki warna dan desain yang khas, yang mampu menciptakan pemandangan yang indah dan mempesona. Pengunjung dapat menjelajahi pasar dengan perahu tradisional yang dikenal dengan sebutan "jukung" atau "ketinting", sambil merasakan sensasi menyusuri sungai yang tenang dan menikmati keindahan pasar apung.

Pasar Apung Lok Baintan memberikan pengalaman wisata yang tak terlupakan bagi para wisatawan. Terletak di tepi sungai yang tenang, membuat pasar ini memberikan perspektif yang berbeda tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Banjar. Perahu-perahu kecil yang dihiasi dengan warna-warni khas Banjar menjadi daya tarik utama. Pemandangan ini menciptakan atmosfer yang magis, terutama saat matahari terbenam, mewarnai langit dan air sungai dengan warna-warni yang memukau.

Para Pedagang Perempuan yang berdagang sambil mengendarai jukung

Keunikan Pasar Apung Lok Baintan tidak hanya terletak pada tampilan fisiknya, tetapi juga dalam kekayaan budaya Banjar yang tercermin dalam setiap aktivitas para pedagang dan penyedia jasa perahu/jukung di pasar ini. Para pedagang yang berpakaian tradisional menambah kuatnya nuansa khas Banjar, serta menciptakan suasana yang dapat menghubungkan para wisatawan dengan sejarah dan warisan lokal. Suasana ramah dan hangat dari para pedagang lokal memberikan pengalaman interaktif yang tak terlupakan.

Selain keunikan tersebut, pasar ini juga merupakan tempat di mana budaya Banjar dan Dayak bertemu. Berbagai produk lokal seperti kain tenun, kerajinan tangan, dan hasil pertanian tradisional dipamerkan di pasar ini. Setiap produk mencerminkan kekayaan warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Pasar Apung dan Peran Perekonomian Perempuan

Di balik gemerlapnya pasar apung, terdapat cerita luar biasa tentang peran perempuan dalam perekonomian lokal. Banyak dari perempuan Banjar yang menjadi pedagang di pasar ini menjajakan berbagai barang dagangan mulai dari hasil pertanian, kerajinan tangan, hingga kuliner khas daerah. Keberanian dan keterampilan perempuan-perempuan ini memberikan kontribusi besar terhadap keberlanjutan pasar dan perekonomian lokal secara keseluruhan.

Seiring matahari terbit di langit timur Kalimantan Selatan, Pasar Apung Lok Baintan mulai hidup dengan hiruk-pikuk perdagangan. Saya menyaksikan keriuhan itu tatkala berkunjung ke Pasar Apung ini sekitar jam 7 pagi Waktu Indonesia Tengah (WITA). Namun, apa yang membuat pasar ini benar-benar istimewa adalah keunikan interaksi antara para pedagang perempuan dengan pengunjung, yang tidak hanya sekadar transaksi bisnis, tetapi juga merupakan pertunjukan seni berpantun yang menghidupkan suasana pasar.

Pedagang Perempuan yang berdagang di atas jukung/perahu

Setiap pagi, para pedagang perempuan menghiasi rak-rak perahunya dengan berbagai hasil kerajinan dan produk lokal bersiap untuk bertemu dengan pembeli. Namun, mereka tidak sekadar menunggu pembeli yang datang, melainkan memulai setiap interaksi dengan berpantun. Pantun-pantun ini merupakan tradisi turun-temurun yang tidak hanya menarik perhatian tetapi juga menciptakan atmosfer yang akrab dan ramah. Saya pun terkesima dengan pantun-pantun mereka. Seolah, pantun yang mereka lontarkan memiliki daya magis yang membuat pengunjung menjadi terpesona & ingin membeli barang dagangannya.

Pantun-pantun yang mereka lontarkan tidak hanya menciptakan keceriaan di antara para pengunjung, tetapi juga memamerkan keterampilan linguistik para pedagang perempuan. Mereka menjawab pertanyaan pembeli dengan cepat dan gesit, menggunakan kata-kata yang bermain senada dengan irama pantun. Pertunjukan berpantun ini menjadi semacam ritus yang meresapi pasar dengan kehangatan dan kebersamaan. Bukan hanya sekadar menjual barang dagangan, para pedagang perempuan menggunakan seni berpantun untuk menjalin hubungan personal dengan pembeli. Seakan-akan setiap transaksi adalah tarian kata yang mempererat ikatan antara penjual dan pembeli.



Dengan sentuhan kebudayaan yang unik ini, pedagang perempuan tidak hanya menjual produk mereka, tetapi juga menawarkan pengalaman belanja yang tak terlupakan, membangun ikatan emosional antara para pelanggan dan kekayaan budaya Pasar Apung Lok Baintan.

Pasar Apung Lok Baintan memberikan gambaran nyata tentang peran penting perempuan dalam perekonomian masyarakat setempat. Bagi saya, perempuan-perempuan pedagang di Pasar Apung Lok Baintan bukan hanya penjaga tradisi, tetapi juga agen perubahan ekonomi. Mereka tidak hanya menciptakan produk yang unik dan berkualitas, tetapi juga berperan dalam membangun komunitas yang kuat dan berkelanjutan.

Meskipun Pasar Apung Lok Baintan memiliki daya tarik yang kuat, tantangan tetap ada. Perubahan iklim, modernisasi, dan perubahan gaya hidup dapat mengancam eksistensi pasar ini. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan strategi keberlanjutan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat setempat dan dukungan dari pemerintah.

Ada sesuatu yang tak kalah menarik yang saya jumpai tatkala berinteraksi dengan para pedagang perempuan di pasar ini, yakni wajah mereka yang sangat putih seolah bertabur tepung. Rupanya, keindahan dan keanggunan pedagang perempuan tidak hanya tercermin dari barang dagangan yang mereka tawarkan, tetapi juga dari ritual kecantikan tradisional yang mereka jaga dengan penuh dedikasi. Salah satu elemen penting dalam ritual kecantikan ini adalah penggunaan bedak tradisional yang memberikan sentuhan magis pada penampilan para pedagang.

Bedak tradisional yang digunakan oleh pedagang perempuan di pasar ini seringkali dibuat dari bahan-bahan alami yang dapat ditemukan di sekitar lingkungan mereka. Serbuk beras, tumbuhan herbal seperti kunyit, dan rempah-rempah lokal lainnya menjadi bahan dasar untuk menciptakan bedak dengan kualitas yang unggul.

Pedagang perempuan yang berdagang sambil menggunakan bedak tradisional

Saya sempat bertanya kepada tour guide saya di Banjar perihal bedak mereka. Sebelum memulai berjualan, para pedagang perempuan akan duduk bersama-sama, mengambil sedikit waktu untuk merawat dan mempercantik diri. Ritual ini tidak hanya merupakan kebiasaan rutin, tetapi juga menjadi bentuk persembahan kepada kecantikan alam dan kearifan lokal. Proses pengaplikasian bedak tradisional ini pun bukan semata-mata tentang tata cara kecantikan. Hal ini juga menjadi wujud penghormatan terhadap warisan nenek moyang, di mana pengetahuan tentang tanaman obat dan ramuan tradisional digunakan untuk merawat kulit dan menyempurnakan penampilan.

Dalam menerapkan bedak tradisional, pedagang perempuan tidak hanya memoleskan dengan rutin, tetapi juga menggunakan teknik-teknik khusus yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Mereka mungkin menggunakan alat-alat tradisional seperti batu alam atau kuas yang terbuat dari bahan-bahan alami. Selain memberikan tampilan kulit yang segar dan berseri, bedak tradisional juga memiliki aroma alami yang memberikan nuansa keharuman tersendiri. Aroma ini tidak hanya menciptakan pengalaman berbelanja yang unik tetapi juga menjadi bagian dari daya tarik pasar itu sendiri.

Penggunaan bedak tradisional oleh pedagang perempuan di Pasar Apung Lok Baintan tidak hanya mengacu pada kecantikan fisik, tetapi juga pada nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal yang senantiasa dijaga dan diwariskan. Sehingga, setiap penjualan bukan hanya sekadar transaksi, tetapi juga menyiratkan keindahan dan keberkahan dari balik setiap produk yang dihadirkan. Hmmm... menarik bukan?

Menikmati indahnya suasana suungai tempat Pasar Apung Lok Baintan berada

Pasar Apung Lok Baintan adalah destinasi yang tidak hanya memanjakan mata dengan keindahan alam dan budaya, tetapi juga memberikan pandangan mendalam tentang peran perempuan dalam perekonomian lokal. Melalui keberlanjutan dan pelestarian warisan budaya, Pasar Apung Lok Baintan dapat terus menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang, menjaga keunikan dan keberlanjutan masyarakat pinggiran sungai Tabuk Banjar. Jika Anda mencari pengalaman yang menggabungkan petualangan, keindahan alam, dan kekayaan budaya, Pasar Apung Lok Baintan adalah destinasi yang tak boleh terlewatkan. (Laila)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AWAL PERTAMA TINGGAL DI TULUNGAGUNG DAN SERUNYA BERBELANJA DI PASAR TRADISIONAL TAMANAN TULUNGAGUNG

Saya dan Zidan (anak saya) di Alun-Alun Tulungagung saat masih seminggu tinggal di Tulungagung,   dan Zidan masih berumur 1 tahun Sudah menj...